Forum Internasional di New Delhi Soroti Kolaborasi Indonesia-India dalam Inovasi Obat Tradisional
- Bai’q Lisna Najati,M.Si
- 30 Jan
- 3 menit membaca
Diperbarui: 21 Feb
New Delhi, 23 Januari 2025 – Indonesia dan India memperkuat kerja sama dalam pengembangan obat tradisional berbasis keanekaragaman hayati. Dalam forum Round Table on India-Indonesia Cooperation on Ayush and Jamu: Relevance of Sustainable Bioresource Management yang berlangsung di India, Prof. Dr. Ni Luh Watiniasih, Kepala Departemen Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia India Bioresources Consortium (IIBC), menyoroti keterkaitan erat antara sistem pengobatan tradisional Indonesia dengan Ayurveda, serta pentingnya pertukaran tanaman obat dan sumber daya genetik untuk tujuan konservasi dan inovasi kesehatan global.
Jamu dan Ayurveda: Warisan Tradisional dengan Potensi Global

Dalam pidatonya, Prof. Ni Luh Watiniasih mengungkapkan bahwa sistem pengobatan tradisional Indonesia dan India memiliki akar yang sama dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk pengobatan alami.
“Di Bali, kita memiliki Usada Bali, yang memiliki banyak kesamaan dengan Ayurveda, baik dalam penggunaan tanaman obat maupun filosofi kesehatannya. Namun, sistem ini belum terdokumentasi secara modern dan masih bergantung pada manuskrip lontar,” jelasnya.
Prof. Nu Luh Watiniasih juga menekankan bahwa meskipun spesies tanaman obat di Indonesia dan India mungkin serupa, kandungan kimia dan manfaat terapinya bisa berbeda karena faktor lingkungan. Oleh karena itu, kerja sama dalam penelitian dan konservasi tanaman obat sangat penting untuk mengoptimalkan potensi obat tradisional di kedua negara.
“Kolaborasi ini dapat membantu kita memahami bagaimana tanaman obat dari masing-masing negara bisa digunakan untuk pengobatan yang lebih luas, berbasis pada penelitian ilmiah yang mendalam,” tambahnya.
Memperkuat Konservasi dan Pertukaran Sumber Daya Genetik

Salah satu aspek utama dalam kerja sama ini adalah pertukaran sumber daya genetik dan konservasi tanaman obat. Prof. Ni Luh menjelaskan bahwa Indonesia dan India perlu memiliki strategi yang jelas dalam menjaga plasma nutfah tanaman obat, mengingat tingginya risiko eksploitasi dan perubahan ekologi global.
“Kita harus memastikan bahwa keberlanjutan tanaman obat tidak hanya mendukung pengobatan tradisional tetapi juga melindungi biodiversitas kita. Dengan pertukaran sumber daya genetik yang terstruktur, kita bisa memperkaya penelitian dan pengembangan di kedua negara,” tegasnya.
Saat ini, India sudah memiliki bank plasma nutfah yang maju, sementara Indonesia masih dalam tahap pengembangan sistem yang serupa. Oleh karena itu, kerja sama ini akan membantu Indonesia mempercepat pengelolaan keanekaragaman hayati berbasis sains dan teknologi.
Dukungan Riset dan Teknologi untuk Inovasi Pengobatan Tradisional
Selain aspek konservasi, Prof. Ni Luh juga menyoroti perlunya riset bersama dan pemanfaatan teknologi modern, seperti nanoteknologi, untuk meningkatkan efektivitas Jamu dan Ayurveda.
“Jika kita ingin menjadikan Jamu dan Ayurveda sebagai bagian dari pengobatan global, kita harus mendukungnya dengan penelitian berbasis bukti dan teknologi inovatif. Nanoteknologi, misalnya, bisa meningkatkan bioavailabilitas senyawa aktif dalam obat tradisional,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan kebijakan dari pemerintah dan sektor industri untuk mempercepat proses standardisasi dan komersialisasi pengobatan berbasis herbal. “Kita perlu membangun infrastruktur riset yang kuat dan memastikan bahwa hasil penelitian dapat diterapkan dalam industri kesehatan dan farmasi,” ujarnya.
Peran IIBC dan Finder dalam Mendorong Kolaborasi Bioresources
Forum ini juga menyoroti peran Indonesia India Bioresources Consortium (IIBC) sebagai penghubung utama dalam riset dan konservasi tanaman obat di kedua negara. Sebagai organisasi yang diinisiasi oleh para ahli dari Finder U-CoE Universitas Padjadjaran dan universitas lainnya di Indonesia, IIBC berperan dalam memfasilitasi riset multidisiplin, pertukaran ilmuwan, serta pengembangan kebijakan bioresources yang berkelanjutan.
Sebagai bagian dari ekosistem inovasi global, Finder juga membuka peluang kerja sama dengan berbagai universitas, lembaga riset, industri farmasi, serta investor di bidang teknologi nano untuk mendukung pengembangan pengobatan berbasis herbal dengan pendekatan ilmiah.
Masa Depan Jamu dan Ayurveda: Dari Warisan Menuju Inovasi Global

Kerja sama antara Indonesia dan India dalam pengembangan obat tradisional berbasis keanekaragaman hayati bukan hanya untuk melestarikan warisan leluhur, tetapi juga untuk menciptakan solusi kesehatan modern yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Dengan dukungan riset, teknologi, dan kebijakan yang tepat, Jamu dan Ayurveda dapat menjadi bagian dari sistem kesehatan global yang lebih inklusif dan berbasis sains.
Jelajahi lebih banyak inovasi dan temui para ahli di Finder dengan mengunjungi https://www.finder.ac.id/iibc.
Kolaborasi ini memperkuat penelitian berbasis sains untuk obat tradisional.
Salut! Forum seperti ini membuktikan bahwa warisan leluhur seperti pengobatan tradisional dapat terus berkembang dengan pendekatan ilmiah dan inovasi teknologi!
🔥🔥🔥
Semoga kerjasama Indonesia-India terus berlanjut di sektor bioresources ini