FTIR ATR di FiNder Lab: Solusi Modern untuk Analisis Senyawa dan Material
- Dzakira Khansa Tsabita
- 6 Mei
- 2 menit membaca
Dalam dunia penelitian, Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) menjadi salah satu instrumen penting untuk menganalisis senyawa kimia, khususnya dalam mengenali gugus fungsional. Di FiNder (Functional Nano Powder University of Excellence), instrumen ini menjadi bagian dari fasilitas laboratorium yang mendukung riset-riset mutakhir di berbagai bidang seperti farmasi, biokimia, lingkungan, pertanian, pangan, geologi hingga nanoteknologi.
Regi Koesmayanti, salah satu bagian dari tim manajemen yang juga aktif bekerja di layanan karakterisasi dan pemrosesan laboratorium FiNder, menjelaskan bahwa setiap senyawa memiliki “sidik jari” khas yang dapat dikenali melalui spektrum inframerah. FTIR memungkinkan identifikasi gugus fungsional tersebut berdasarkan puncak-puncak spektrum pada bilangan gelombang tertentu.
“FTIR itu kita gunakan untuk menganalisis kandungan senyawa, terutama gugus fungsinya. Jadi, kita bisa tahu bahan itu mengandung apa saja dari ciri khas gugus fungsionalnya,” jelas Regi.

Sebagai contoh, ia menyebut senyawa kalsium karbonat yang memiliki tiga bentuk kristal berbeda—vaterit, aragonit, dan kalsit. Ketiganya tampak mirip secara visual, namun memiliki spektrum khas masing-masing. Misalnya, vaterit memiliki puncak khas pada bilangan gelombang 734 cm⁻¹. FTIR mampu membedakan bentuk kristal ini, menjadikannya alat yang andal untuk analisis kualitatif.
Meski demikian, Regi menambahkan bahwa untuk analisis kuantitatif, FTIR membutuhkan proses yang lebih teliti. “Bisa saja digunakan untuk kuantifikasi, misalnya ingin tahu kadar gula dalam sampel. Tapi kita harus buat deret standarnya dulu, dan pengerjaannya harus sangat presisi. Kalau tidak, hasilnya bisa kurang akurat,” tambahnya.
Laboratorium FiNder sendiri menggunakan FTIR tipe ATR (Attenuated Total Reflectance), yang dikenal lebih praktis karena tidak memerlukan preparasi sampel yang kompleks. Berbeda dengan metode konvensional yang menggunakan campuran KBr (kalium bromida) untuk membentuk pelet, tipe ATR memungkinkan sampel langsung diletakkan di atas sensor. “Kalau pakai ATR, sampelnya tinggal ditaruh di atas sensor. Nggak perlu ditambah KBr atau dihaluskan dulu. Jadi lebih cepat dan hemat bahan juga,” tutur Regi.
Ragam Sampel dan Rentang pH
Jenis sampel yang dapat dianalisis menggunakan FTIR ATR di FiNder cukup beragam, seperti padatan, serbuk, cairan, gel, film, bahkan bahan tekstil seperti kain. Selama sampel dapat bersentuhan baik dengan sensor, alat ini dapat mengakomodasinya.
FiNder Lab juga memastikan bahwa alat FTIR mereka mampu menganalisis bahan dengan rentang pH yang luas, sesuai dengan spesifikasi teknis yang tersedia untuk pengguna. Hal ini memungkinkan fleksibilitas tinggi dalam pengujian berbagai jenis bahan, baik yang bersifat asam maupun basa. Info selengkapnya pada finder.ac.id
Comments