top of page
unpad_edited_edited_edited.png

Perempuan dalam STEM: Membuka Jalan di Dunia Sains dan Teknologi

  • Gambar penulis: Finder Unpad
    Finder Unpad
  • 30 Apr
  • 4 menit membaca

Bandung, 25 April 2025 — Masih dalam rangka merayakan hari kartini, membuka sebuah cerita dari perempuan dalam bidang sains. Meskipun dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0 dan transformasi digital, partisipasi perempuan dalam bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) masih menghadapi tantangan besar, baik secara global maupun di Indonesia.


Gambaran Global: Ketimpangan Gender dalam STEM

Ketimpangan gender di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) masih menjadi persoalan yang signifikan di tingkat global. Laporan Global Gender Gap Report 2023 dari World Economic Forum menunjukkan bahwa perempuan hanya mewakili sekitar 29,2% dari total tenaga kerja di sektor STEM, jauh lebih rendah dibandingkan sektor non-STEM. Ketimpangan ini paling mencolok pada bidang-bidang seperti teknik, teknologi informasi, dan kecerdasan buatan—sektor strategis dengan pertumbuhan pesat dan tingkat penghasilan tinggi. Meski perempuan memiliki representasi yang seimbang dalam pendidikan tinggi, partisipasi mereka dalam industri sains dan teknologi masih jauh dari proporsional. 


Ketimpangan ini tidak semata-mata tercermin melalui angka statistik, melainkan menjadi indikasi nyata adanya bias struktural, konstruksi sosial-budaya, serta keterbatasan dukungan kebijakan yang secara sistemik menghambat perempuan dalam mengembangkan potensi dan berkarier di bidang STEM. Di berbagai negara, perempuan yang menempuh jalur profesi sebagai ilmuwan atau insinyur masih kerap dipersepsikan sebagai hal yang tidak lazim, bahkan dipandang kurang sesuai dengan norma peran gender yang telah terlanjur mengakar.


Daya Juang Perempuan: Lebih dari Sekadar Pintar

Semangat Kartini tidak hanya berbicara tentang akses terhadap pendidikan, tetapi juga tentang daya juang untuk meraih mimpi, meski di tengah keterbatasan. Perempuan perlu memiliki semangat juang yang tinggi, keberanian untuk mandiri, serta tekad untuk berdiri sejajar dengan laki-laki dalam bidang apapun—termasuk sains dan teknologi. Perempuan yang memilih jalur STEM sering kali dihadapkan pada keraguan, baik dari lingkungan sekitar maupun dari dirinya sendiri. Namun, dari kisah Kartini kita belajar bahwa mimpi tidak boleh dibatasi oleh norma atau pandangan sosial.



"Perempuan dalam STEM: Membuka Jalan di Dunia Sains dan Teknologi – Artikel ini membahas tantangan dan peluang perempuan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), inspirasi dari semangat Kartini, serta pentingnya dukungan lingkungan untuk kesetaraan gender dalam sains dan teknologi.
Diskusi dengan Prof. Dr. Eng. Camellia P, M.Si., Ahli Nanoteknologi Fisika Unpad
 “Jangan takut, karena di depan mata itu kita enggak tahu akan terjadi, jadi jangan takut dulu takut sebelum berperang. Posisikanlah kamu sebagai perempuan, pada posisi yang sebaik mungkin. Artinya jangan merendahkan diri sendiri, semua manusia sama.” 

Dengan bekerja dan berkontribusi di ranah sains, perempuan tidak hanya membuktikan kemampuan intelektual mereka, tetapi juga menyuarakan hak yang sama dalam menciptakan perubahan. Perempuan tidak lagi sekedar pelengkap, melainkan pelaku utama dalam membentuk masa depan yang lebih inklusif dan berkemajuan. Daya juang itulah yang harus terus dihidupkan, seperti nyala semangat Kartini yang tak pernah padam.


Pentingnya Lingkungan untuk Keberhasilan Karir Wanita

Keberhasilan karir perempuan di bidang STEM sangat bergantung pada lingkungan yang mendukung, baik dari segi keluarga, komunitas, pendidikan, maupun dunia kerja. Lingkungan yang inklusif dan pemberdaya memberikan dampak besar terhadap perkembangan dan pencapaian perempuan dalam karier profesional mereka. Di dunia kerja, perempuan yang merasa didorong dan dihargai akan lebih cenderung untuk berinovasi, berkontribusi secara maksimal, dan melanjutkan karir di bidang yang mereka pilih. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang mendukung perempuan bukan hanya soal kesetaraan, tetapi juga soal meningkatkan kualitas dan daya saing dalam sektor industri dan akademik.



"Perempuan dalam STEM: Membuka Jalan di Dunia Sains dan Teknologi – Artikel ini membahas tantangan dan peluang perempuan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), inspirasi dari semangat Kartini, serta pentingnya dukungan lingkungan untuk kesetaraan gender dalam sains dan teknologi.
Diskusi dengan Dr. Annisa Aprilia, S.Si., M.Si., Ahli Fisika Material Unpad
“Lingkungan yang mendukung, baik di keluarga maupun di tempat kerja, sangat menentukan sejauh mana perempuan dapat berkembang dalam karir. 

Dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, seperti program mentoring, penyediaan ruang aman di dunia akademik dan kerja, serta kebijakan berbasis kesetaraan gender masih perlu diperkuat. Jalan menuju inklusi bukan sekadar membuka pintu, tetapi memastikan bahwa setiap perempuan yang melangkah ke dunia STEM memiliki ruang yang adil untuk tumbuh, berinovasi, dan memimpin.


Kartini Masa Kini: Sains sebagai Jalan Perubahan

Di era modern ini, perempuan semakin mengambil peran signifikan dalam menggerakkan kemajuan di dunia sains dan teknologi, menjadikannya agen perubahan yang tak hanya memberikan kontribusi intelektual, tetapi juga mempengaruhi dinamika sosial dan budaya. 


“Jangan sampai karena kita adalah seorang perempuan, ada perasaan kurang percaya diri untuk berkarir apalagi di bidang sains”. 

Seperti halnya Kartini yang memperjuangkan pendidikan dan hak perempuan pada zamannya, perempuan masa kini memiliki potensi besar untuk membawa transformasi melalui bidang sains. Keberhasilan perempuan di dunia STEM bukan hanya soal pencapaian pribadi, tetapi juga berdampak pada perubahan struktural dalam masyarakat.


“Tuhan memberikan kita kemampuan yang pasti sesuai dengan kita. Jadi ketika kita diminta mengejar sesuatu yang baik, jangan ragu, lakukan saja”. Ucap Prof. Dr. Eng. Camellia P, M.Si.”

Tantangan terbesar bagi perempuan di dunia sains saat ini bukanlah kurangnya kemampuan intelektual, tetapi ketimpangan akses dan dukungan yang mereka terima dalam perjalanan karier mereka. Seiring dengan meningkatnya kesadaran global tentang kesetaraan gender, semakin banyak perempuan yang memanfaatkan peluang untuk berkontribusi dalam riset dan inovasi yang berpotensi membawa perubahan besar bagi dunia.


Melalui penelitian inovatif para Expert Finder seperti yang dilakukan oleh Dr. Annisa Aprilia di bidang fisika material dan nanoteknologi, serta semangat inspiratif yang ditularkan Prof. Dr. Eng. Camellia P. M.Si., kita belajar bahwa keberanian dan daya juang perempuan dapat mengubah dunia. Untuk mengenal lebih jauh karya, inspirasi, dan perjalanan perempuan hebat di bidang sains dan teknologi, kunjungi kami di Finder.ac.id



Artikel ini juga dapat diakses di Laman X Finder


Artikel ini juga dapat diakses di Laman LinkedIn Finder

bottom of page