Menyatukan Riset dan Realita: Pelatihan Design Thinking sebagai Jembatan Inovasi
- Bilqis Aulia Zahra

- 10 Okt
- 2 menit membaca
Pernahkah Anda bertanya, mengapa banyak penelitian hebat tidak pernah sampai ke masyarakat? Faktanya, 75% startup gagal karena produknya tidak benar-benar dibutuhkan pengguna. Hal serupa juga terjadi dalam penelitian akademik: penemuan berhenti di jurnal, tanpa pernah memberi dampak nyata.
Untuk menjawab tantangan itu, Finder U-CoE Universitas Padjadjaran pada 27 Agustus 2025 menggelar Pelatihan Design Thinking untuk Peneliti bersama trainer Tri Yudianto, S.Si. Pelatihan ini menjadi bagian dari komitmen Finder yang rutin menyelenggarakan program mingguan untuk memperkuat kapasitas riset dan inovasi di Indonesia.

Design Thinking: Inovasi yang Dimulai dari Manusia
Berbeda dengan pendekatan tradisional yang kaku, Design Thinking menekankan proses yang fleksibel, iteratif, dan berpusat pada manusia. Ide diuji langsung ke pengguna, diperbaiki, lalu diuji kembali hingga benar-benar relevan.
Tiga pilar utama yang selalu menjadi landasan:
Desirability – Apakah orang benar-benar butuh solusi ini?
Feasibility – Bisakah diwujudkan secara teknis?
Viability – Apakah berkelanjutan secara sosial dan ekonomi?
Dengan kerangka ini, peneliti dan inovator tidak lagi terjebak pada “penemuan untuk penemuan,” melainkan mampu menghadirkan inovasi yang menjawab masalah nyata.
Mengapa Penting bagi Indonesia?
Ekosistem inovasi kita tengah tumbuh cepat. Pemerintah mendorong riset aplikatif, industri mencari solusi kompetitif, dan universitas menghasilkan pengetahuan baru. Namun, tanpa “jembatan,” semua itu berisiko tak berdampak.
Bagi akademisi, ia menjadi alat untuk memastikan penelitian relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Bagi industri, ia membuka jalan kolaborasi dengan riset yang siap dikomersialisasikan.
Bagi pemerintah, ia menyediakan dasar evidence-based policy yang lebih kuat.
Bagi masyarakat, ia memastikan bahwa inovasi hadir untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Prinsip yang Menggerakkan Perubahan
Pelatihan di Finder U-CoE menekankan empat hal:
Human-Centered – setiap solusi dimulai dengan empati terhadap pengalaman manusia.
Problem-Oriented – masalah nyata menjadi fondasi, bukan sekadar ide abstrak.
Iteratif & Fleksibel – inovasi berkembang melalui uji coba dan refleksi berulang.
Kolaboratif – kerja lintas disiplin memperkaya perspektif dan mempercepat terobosan.
Seperti yang disampaikan oleh trainer Tri Yudianto, S.Si: “Mengapa kita butuh mindset baru? Agar tidak gagal.”
Pesan ini menegaskan bahwa keberhasilan riset dan inovasi bukan hanya soal kecanggihan teknologi, tetapi juga bagaimana peneliti mampu memahami kebutuhan manusia dan beradaptasi dengan perubahan.
Finder U-CoE: Dari Ide ke Dampak Nyata
Pelatihan ini adalah wujud komitmen Finder U-CoE dalam membangun ekosistem inovasi di Indonesia. Finder percaya riset tidak boleh berhenti di publikasi, tetapi hadir sebagai solusi nyata bagi masyarakat.

Dengan mengintegrasikan Design Thinking dalam budaya riset, Finder ingin mengubah cara pandang peneliti: dari “apa yang bisa saya temukan?” menjadi “siapa yang terbantu oleh temuan ini?”
Di tengah disrupsi teknologi, mindset baru ini menjadi kunci. Melalui program pelatihan, Finder U-CoE menegaskan perannya sebagai penghubung antara riset, industri, pemerintah, dan masyarakat.
Finder U-CoE hadir untuk mendukung langkah Anda, dari ide hingga implementasi. Temukan program terbaru di finder.ac.id.




Komentar