Nanoteknologi untuk Perikanan: Solusi Efisien & Keberlanjutan Budidaya Ikan Modern
- Iklila Putri
- 14 Apr
- 4 menit membaca
Diperbarui: 16 Apr
Jatinangor, Sumedang - Nanoteknologi mulai menjadi sorotan dalam berbagai sektor industri, termasuk di bidang perikanan. Teknologi canggih ini dinilai mampu menjawab tantangan besar dalam pengelolaan lingkungan perairan, efisiensi produksi, dan keberlanjutan ekosistem akuakultur. Oleh karena itu, penerapan teknologi inovatif berbasis nanoteknologi diharapkan mampu menjadi solusi efektif untuk memperkuat daya saing sektor perikanan, menciptakan efisiensi produksi, serta mendukung keberlanjutan lingkungan hidup secara jangka panjang.
Nanoteknologi dan Nanomaterial dalam Industri Perikanan Modern
Nanoteknologi secara umum merujuk pada teknologi yang berfokus pada manipulasi material berskala nano, yakni berkisar antara 1 hingga 1000 nanometer. Pada skala ini, material dapat mengalami perubahan sifat fisik, kimia, maupun biologi yang unik, sehingga dapat menghasilkan fungsi baru yang tidak dimiliki oleh material dalam skala makro. Salah satu elemen kunci dalam pengembangan teknologi ini adalah nanomaterial, yaitu material berbasis partikel ultra-kecil yang direkayasa dengan struktur dan komposisi tertentu untuk mencapai kinerja optimal dalam aplikasi spesifik. Dalam industri perikanan, nanomaterial dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan, seperti dalam pengolahan limbah (nano-bubble), peningkatan kesehatan ikan (nano-silver, nano-chitosan), serta pemantauan kualitas air menggunakan nano-sensor. Inovasi ini memungkinkan budidaya ikan yang lebih presisi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Nano dalam Transformasi Industri Perikanan Global
Nanoteknologi memegang peran kunci dalam pengembangan industri perikanan global, meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dari hulu hingga hilir. Dalam budidaya, teknologi seperti Ultrafine Nano Bubble telah diadopsi di Jepang dan Thailand untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut, memperbaiki kualitas air, dan mengoptimalkan pertumbuhan ikan.
Selain mendukung produktivitas budidaya, nanoteknologi juga mendorong efisiensi dan keberlanjutan dalam pengolahan hasil perikanan dan penyediaan pakan. Di sektor pengolahan, nano-packaging berbasis antimikroba memperpanjang masa simpan produk perikanan dan menjaga kualitas ekspor. Pengembangan nanomaterial seperti nano-zinc oxide terbukti efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen pada kemasan makanan laut. Pada riset yang dilakukan oleh Prasetiangga et al. (2021), film SRIC yang mengandung nanopartikel dapat berpotensi diaplikasikan sebagai kemasan makanan aktif untuk memperpanjang masa simpan produk dengan menekan pertumbuhan bakteri patogen. Penggunaan nanomaterial pembawa nutrisi memungkinkan pelepasan zat gizi yang lebih terkontrol dan penyerapan yang lebih optimal oleh organisme perikanan. Studi di Vietnam menunjukkan penurunan Feed Conversion Ratio (FCR) ikan patin hingga 25%. Hal ini membuktikan bahwa integrasi nanoteknologi dalam industri perikanan tidak hanya meningkatkan daya saing produk di pasar global, tetapi juga memperkuat praktik budidaya yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Secara global, nanoteknologi mendorong industri perikanan yang adaptif, efisien, dan berdaya saing tinggi di pasar internasional, sejalan dengan prinsip sustainable blue economy yang berfokus pada keberlanjutan dan teknologi hijau. Peran nanomaterial sebagai komponen fundamental dalam pengembangan nanoteknologi memperkuat kontribusi industri perikanan menuju sistem produksi yang inovatif, ramah lingkungan, dan berorientasi masa depan.
Masa Depan Industri Perikanan Indonesia: Peran Strategis Nanoteknologi
Di Indonesia, nanoteknologi semakin berperan penting dalam menjawab tantangan produktivitas dan lingkungan sektor perikanan. Potensi ini didukung oleh kondisi geografis Indonesia sebagai negara maritim, menjadikan nanoteknologi sebagai strategi kunci modernisasi industri perikanan.
Penerapan teknologi ultrafine nano bubble telah menunjukkan hasil signifikan dalam meningkatkan kualitas air budidaya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ujang Subhan, S.Pi., M.Si., penerapan ultrafine nanobubble dalam sistem RAS mampu meningkatkan kepadatan tebar larva ikan patin tanpa mengganggu pertumbuhan atau kelangsungan hidup. Teknologi ini juga menjaga kualitas air, menjadikannya solusi berkelanjutan untuk akuakultur.

Inovasi lain meliputi penggunaan nanopartikel untuk pengolahan limbah yang lebih efektif dan pengembangan smart monitoring berbasis nano-sensor untuk deteksi real-time kualitas air. Nanomaterial seperti nano-iron oxide mulai dimanfaatkan untuk menyerap senyawa berbahaya, menetralkan logam berat, dan mempercepat proses bioremediasi limbah perikanan. Beberapa startup teknologi lokal mulai mengembangkan perangkat monitoring yang memanfaatkan nanomaterial sensitif, untuk meningkatkan akurasi deteksi parameter kualitas air seperti pH, suhu, kandungan amonia, hingga keberadaan mikroorganisme patogen, sehingga memungkinkan petani ikan melakukan tindakan preventif lebih cepat terhadap potensi penurunan kualitas lingkungan perairan.
Kolaborasi antara pemerintah, peneliti, dan industri diharapkan dapat memperkuat daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global sekaligus menjaga kelestarian ekosistem perairan. Dengan ekosistem inovasi yang solid dan pengembangan riset nanomaterial yang berkelanjutan, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri perikanan berbasis teknologi di tingkat dunia.
Inovasi Lokal Berbasis Nano: Solusi dari FINDER U-CoE
Menyadari pentingnya penerapan teknologi maju dalam mendukung pengembangan sektor perikanan Indonesia, Finder U-CoE (Unit Center of Excellence) hadir sebagai salah satu pionir dalam pengembangan produk berbasis nanoteknologi untuk sektor: akuakultur nasional.

Finder menghadirkan berbagai layanan yang dapat mendukung pengaplikasian teknologi nanol dalam sektor perikanan, di antaranya:
DISSOLVED OXYGEN Meter — Alat ukur kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen Meter) yang dirancang khusus untuk kebutuhan budidaya perikanan modern. Dilengkapi sensor optik berbasis teknologi presisi tinggi, alat ini mampu memberikan data kadar oksigen secara real-time dan akurat. Integrasi dengan teknologi digital memungkinkan pemantauan kualitas air secara berkelanjutan, mendukung sistem pengelolaan budidaya yang adaptif dan responsif terhadap perubahan lingkungan.
FINDER NOBBLE FIBUTECH — Alat pembangkit Ultrafine Nano Bubble yang berfungsi untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air perikanan secara lebih efisien dan ramah lingkungan. Didukung oleh pemanfaatan nanomaterial berkualitas tinggi pada komponen utama sistem pembangkit, teknologi ini sangat efektif dalam menciptakan lingkungan budidaya yang sehat, meningkatkan pertumbuhan ikan, serta menekan risiko serangan penyakit
Kehadiran teknologi dari Finder ini menjadi bukti konkret bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan teknologi nano untuk mendukung sektor perikanan nasional yang lebih maju dan berkelanjutan.
Menuju Perikanan Modern dan Berkelanjutan Berbasis Teknologi Nano
Nanoteknologi berpotensi besar memperkuat industri perikanan Indonesia melalui peningkatan produktivitas, efisiensi, dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Untuk mewujudkan perikanan berkelanjutan, sinergi antara pelaku industri, akademisi, dan startup teknologi menjadi kunci utama. Pemanfaatan nanomaterial yang diintegrasikan secara optimal mampu memberikan performa yang lebih unggul, umur pakai yang lebih lama, dan ketahanan terhadap kondisi lingkungan ekstrem yang umum dijumpai dalam kegiatan budidaya perikanan.
Kunjungi website resmi FINDER U-CoE dan temukan berbagai solusi teknologi perikanan berbasis nano yang dirancang untuk mendukung transformasi menuju perikanan modern, efisien, dan berkelanjutan.
Artikel juga dapat diakses di X Finder
Artikel juga dapat diakses di LinkedIn Finder
コメント