Masa Depan Pertanian: Saatnya Berpaling ke Nanoteknologi dan Material Cerdas
- Finder Unpad
- 22 Apr
- 5 menit membaca
Diperbarui: 26 Apr
Jatinangor, Sumedang - Pertanian global sedang berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, tuntutan produksi pangan terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan kebutuhan industrialisasi biomassa. Di sisi lain, kerusakan tanah, perubahan iklim, serta ketergantungan terhadap input kimia terus memperburuk kualitas ekosistem agraris. Kini, muncul urgensi untuk beralih pada pendekatan ilmiah yang tidak hanya meningkatkan hasil, tapi juga merawat kesehatan tanah dalam jangka panjang. Di sinilah nanoteknologi dan nanomaterial mulai mengambil peran.
Berdasarkan pantauan hasil riset pada saat ini, nanoteknologi merupakan sistem yang menjanjikan dalam meningkatkan hasil pertanian untuk keamanan pangan di masa yang akan datang (Arora, et.al., 2022, Maity, et.al., 2022, dan Haris, et.al., 2022). Inovasi di bidang material sains telah membuka peluang baru bagi dunia pertanian—mulai dari pelepasan nutrien terkendali, pengayaan kualitas tanah, hingga rekayasa struktur partikel yang dapat mempercepat proses rehabilitasi lahan. Teknologi ini memungkinkan kita untuk bekerja secara presisi dengan skala yang nyaris tak terlihat, tetapi memberikan dampak nyata pada performa agronomis di lapangan.
Menjawab Tantangan Pertanian dengan Teknologi Berbasis Material
Laporan UNCCD dan UNDRR terbaru menyebutkan bahwa hingga 40% tanah dunia telah mengalami degradasi. Laporan UNCCD juga menyebutkan bahwa degredasi lahan saat ini langsung memengaruhi separuh umat manusia dan mengancam sekitar 40% lahan dunia. Proyeksi ke depan dalam Global Land Outlook 2 (UNCCD) menyatakan bahwa jika tren saat ini berlanjut (business as usual), area degradasi tanah dapat terus bertambah hingga setara dengan luas Amerika Selatan pada 2050. Hal ini disebabkan oleh praktik intensifikasi, erosi, salinisasi, serta buruknya pengelolaan limbah pertanian. Sementara itu, sebagian besar biomassa hasil panen yang melimpah tidak dimanfaatkan optimal dan justru berkontribusi terhadap emisi karbon jika dibakar.
Dengan teknologi nanosintesis, limbah ini dapat diolah menjadi nanomaterial fungsional yang bersifat bioaktif dan mampu memperbaiki struktur fisik serta kimia tanah. Pemanfaatan nanomaterial dari biomassa tak hanya mengurangi limbah, tapi juga menciptakan siklus pertanian yang regeneratif dan rendah emisi. Teknologi ini menjadi pondasi penting dalam membangun sistem pertanian yang adaptif terhadap krisis iklim dan kebutuhan masa depan.
Nanomaterial dalam Transformasi Tanah dan Perlindungan Tanaman
Tanah bukan sekadar media tanam, melainkan ekosistem kompleks yang menopang lebih dari 25% keanekaragaman hayati bumi. Prinsip dasar ditemukannya nanoteknologi pada bidang pertanian adalah untuk memaksimalkan produksi maupun hasil dari sebuah tanaman dengan cara meminimalkan penggunaan pupuk konvensional, pestisida maupun kebutuhan lainnya dengan melakukan monitoring langsung keadaan tanah seperti perakaran serta mengaplikasikannya secara langsung pada target agar tidak ada yang terbuang (Yanuar, et.al., 2014).
Finder mengembangkan Finder Nano Silica Fertilizer, yaitu pupuk berbasis teknologi nano-silika yang diformulasikan untuk meningkatkan efisiensi serapan unsur hara oleh tanaman. Partikel nano silika ini memiliki luas permukaan tinggi dan struktur berpori, sehingga mampu memperbaiki sifat fisik tanah sekaligus memperkuat jaringan tanaman terhadap stres abiotik seperti kekeringan dan salinitas. Struktur pori berukuran nano memberikan luas permukaan yang tinggi dan kapasitas tukar ion yang optimal, sehingga mendukung ketersediaan nutrien dalam jangka panjang. Sebagai perangkat yang potensial, nanoteknologi dapat diterapkan untuk merenovasi divisi pertanian; nanoteknologi membantu dalam mempelajari jalur biokimia tanaman melalui modifikasi metode konservatif untuk mengevaluasi isu lingkungan dan penerapannya pada peningkatan produksi (Prasad et al., 2017).

Selain itu, untuk melengkapi perlindungan tanaman terhadap ancaman biotik, FiNder juga menghadirkan Finder AntiFeedant—sebuah inovasi pelindung tanaman berbasis nanoteknologi yang dirancang untuk menghalau serangan hama secara efektif. Produk ini bekerja dengan cara mengurangi nafsu makan serangga tanpa membunuhnya secara langsung, sehingga lebih ramah lingkungan dan aman bagi ekosistem sekitar. Dengan formulasi dari bahan alami dan struktur nano yang memaksimalkan penyebaran serta efisiensi kerja senyawa aktif, Finder AntiFeedant menjadi solusi tepat untuk mendukung pertanian berkelanjutan tanpa ketergantungan pada pestisida kimia konvensional. Produk ini juga memungkinkan pengurangan residu kimia pada hasil panen, sekaligus menjaga keseimbangan mikroorganisme tanah yang berperan penting dalam produktivitas jangka panjang.

FiNder Agriculture Waste Revive: Solusi Inovatif Berbasis Material untuk Revitalisasi Lahan
Sebagai respons terhadap tantangan degradasi tanah dan limbah pertanian yang belum termanfaatkan optimal, FiNder memperkenalkan Agriculture Waste Revive—sebuah inisiatif riset dan layanan pengembangan material berbasis nanoteknologi. Program ini memanfaatkan residu panen lokal untuk direkayasa menjadi nanomaterial tanah yang mendukung revitalisasi ekosistem agraris secara ekologis. Dirancang sebagai bagian dari kolaborasi riset dan penerapan teknologi canggih, layanan ini memungkinkan pengguna untuk mengeksplorasi pemanfaatan limbah pertanian dalam mendukung kesuburan tanah secara berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang berlandaskan prinsip ekonomi sirkular dan teknologi hijau, FiNder Agriculture Waste Revive bukanlah produk komersial konvensional, melainkan sebuah layanan inovasi terbuka yang mendukung transformasi pertanian melalui kemitraan riset, rekayasa material, dan penerapan berbasis data. Layanan ini dapat diterapkan pada berbagai jenis lahan seperti sawah, hortikultura, hingga agroforestri, dengan hasil yang bertumpu pada peningkatan kualitas tanah dan daya dukung ekologisnya.
Pendekatan ini sejalan dengan inovasi Finder Fresh Mobile Waste Water Treatment, sistem pengolahan air limbah bergerak yang mengubah limbah cair menjadi air bersih siap pakai. Dengan mengintegrasikan pengolahan limbah padat melalui Agriculture Waste Revive dan limbah cair melalui Finder Fresh, FiNder menghadirkan solusi lingkungan terpadu berbasis prinsip ekonomi sirkular.

Integrasi Inovasi dan Kearifan Lokal Menuju Pertanian Berdaya Saing
Nanoteknologi bukan tentang mengganti seluruh praktik pertanian, melainkan memperkuatnya dengan pendekatan ilmiah yang presisi. Di Indonesia, di mana potensi biomassa tinggi namun belum terolah optimal, integrasi nanomaterial seperti yang dikembangkan oleh FiNder bisa menjadi katalisator perubahan besar. Dengan menyatukan pengetahuan lokal dan teknologi material modern, kita mampu menciptakan pertanian yang tidak hanya produktif, tapi juga resilien dan berkelanjutan.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai FiNder Agriculture Waste Revive dan bagaimana produk ini dapat mengoptimalkan proses produksi Anda, kunjungi situs resmi Finder di finder.ac.id. Jelajahi juga berbagai produk inovatif dan layanan lainnya yang ditawarkan oleh Finder untuk mendukung kebutuhan industri Anda.
DAFTAR PUSTAKA
Arora, S., G. Murmu, K. Mukherjee, S. Saha, dan D. Maity. 2022. A Comprehensive Overview of Nanotechnology in Sustainable Agriculture. Journal of Biotechnology.
Haris, M., T. Hussain, H. I. Mohamed, A. Khan, M. S. Ansari, A. Tauseef, A. A. Khan, dan N. Akhtar. Nanotechnology –A New Frontier of Nano-Farming in Agricultural and Food Production and its Development. Journal Science of the Total Environment: 857(3)
Maity, D., U. Gupta, dan S. Saha. 2022. BiosynthesizedMetal Oxide Nanoparticles for Sustainable Agriculture: Next-Generation Nanotechnology for Crop Production, Protection and Management. Journal Nanoscale, 14(38): 13950-13989.
R. Prasad , M. Kumar , V. Kumar. 2017. Nanoteknologi: Paradigma Pertanian. Singapura: Springer Nature.
United Nations Office for Disaster Risk Reduction. (2023). Global Assessment Report on Disaster Risk Reduction 2023. https://www.undrr.org/publication/global-assessment-report-disaster-risk-reduction-2023
United Nations Convention to Combat Desertification. (2024). Global Land Outlook 2. https://www.unccd.int/resources/global-land-outlook
United Nations Convention to Combat Desertification. (2024). Land Degradation Neutrality and Sustainable Land Management. https://www.unccd.int/actions/land-degradation-neutrality
Yanuar, F., danM. Widawati. 2014. Pemanfaatan Nanoteknologi dalam Pengembangan Pupuk dan Pestisida Organik. Jurnal Litbang Kesehatan, 2(1):1-10
Comments