Kolaborasi Finder Unpad dan DLH Kota Bandung: Membangun Inovasi Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi Pyrolysis
- Hafshah Nibros
- 3 hari yang lalu
- 3 menit membaca
Bandung, 14 Mei 2025 – Dalam upaya menjawab tantangan serius yang dihadapi Kota Bandung terkait pengelolaan sampah padat, Finder Unpad menjalin diskusi strategis dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung.
Pertemuan ini merupakan langkah awal kolaborasi strategis yang menempatkan riset ilmiah dan teknologi nano sebagai landasan dalam merumuskan solusi pengolahan limbah berbasis inovasi. Fokus utama yang dibahas dalam kunjungan tersebut adalah potensi penerapan teknologi pyrolysis sebagai pendekatan terukur, efisien, dan berkelanjutan.
Krisis Sampah Perkotaan dan Kebutuhan Teknologi yang Adaptif
“Saat ini Kota Bandung menghasilkan sekitar 1.500 ton sampah setiap hari, namun baru sekitar 455 ton yang berhasil diolah. Artinya, masih ada sekitar 70% sampah yang belum tertangani secara optimal, dan ini memperburuk persoalan lingkungan yang sudah berlangsung lama. Dari total wilayah, baru sekitar 30% kawasan yang dinyatakan bebas sampah, dan sebagian besar karena inisiatif warga, bukan karena sistem pengolahan yang terintegrasi,” ujar Dudy Prayudi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung.
Keterbatasan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga, tingginya resistensi masyarakat terhadap pembangunan TPS baru, serta lahan yang semakin sulit didapat memperumit skenario ini. Pendekatan konvensional seperti RDF (Refuse-Derived Fuel) dan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) juga menghadapi berbagai hambatan, baik dari sisi teknis, sosial, maupun regulatif. Proyek PLTSa di Legok Nangka misalnya, belum juga terealisasi akibat persoalan pembelian listrik oleh PLN yang belum memiliki kepastian hingga tahun 2029.
Teknologi Pyrolysis: Pendekatan Berbasis Ilmu dan Efisiensi Energi
Sebagai respons terhadap kompleksitas tersebut, Finder memaparkan potensi penerapan teknologi pyrolysis. Teknologi ini memungkinkan konversi sampah padat, baik organik maupun anorganik, menjadi produk bernilai seperti bio-oil, syngas, dan biochar, melalui proses pemanasan tanpa oksigen pada suhu tinggi. Metode ini terbukti ramah lingkungan karena minim emisi dan tidak menghasilkan residu signifikan.
Menurut presentasi yang dipimpin oleh Prof. Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc., pyrolysis berpotensi menjadi solusi untuk pengolahan sampah di skala kelurahan hingga kota. Harapannya, teknologi ini dapat menawarkan pendekatan desentralisasi pengolahan limbah yang sangat relevan di tengah keterbatasan ruang dan sosial di Bandung.

Selain keunggulan teknis, pyrolysis juga memiliki proyeksi ekonomi yang menarik. Produk turunannya, seperti bio-oil dan syngas, memiliki pasar yang tumbuh secara global sebagai bahan bakar alternatif. Sementara biochar dapat dimanfaatkan dalam pertanian sebagai penyubur tanah dan penyerap karbon. Kombinasi ini membuka potensi untuk membentuk sistem circular economy yang tidak hanya mengurangi beban TPA, tetapi juga menciptakan nilai tambah dari limbah.
Perumusan Sinergi Strategis antara Pemerintah dan Akademisi
DLH menyambut baik tawaran Finder untuk merancang kerangka kolaboratif jangka panjang. Dalam pertemuan tersebut, disepakati beberapa usulan penting, antara lain pelaksanaan uji coba pyrolysis skala 1 ton per hari di TPS3R, pemetaan lokasi potensial untuk instalasi pilot, serta penyusunan roadmap teknologi yang selaras dengan struktur kebijakan daerah.
Finder juga mengusulkan pendirian centre of excellence untuk riset dan edukasi pengelolaan sampah, sekaligus merancang model bisnis inklusif yang dapat menarik investasi dan menjamin keberlanjutan program. Dalam model ini, hasil olahan akan dikelola secara produktif dengan skema pembagian hasil yang melibatkan pemerintah, investor, dan komunitas lokal.
Upaya benchmarking terhadap sistem pengelolaan limbah dari kota-kota lain, baik di dalam maupun luar negeri, juga menjadi bagian dari strategi yang akan dikembangkan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa solusi yang diimplementasikan tidak hanya relevan secara lokal, tetapi juga kompetitif secara nasional dan global.
Menuju Bandung Bebas Sampah dengan Teknologi dan Kolaborasi
Kunjungan ini mencerminkan paradigma baru dalam pengelolaan limbah di Indonesia, yakni kolaborasi antara pemangku kepentingan lintas sektor dengan pendekatan berbasis sains dan teknologi. Dalam konteks krisis sampah perkotaan, solusi yang bersifat fragmentatif dan konvensional tidak lagi memadai. Dibutuhkan terobosan yang menggabungkan efisiensi teknologi, model ekonomi berkelanjutan, serta partisipasi masyarakat yang terfasilitasi dengan baik.
Dengan pyrolysis sebagai teknologi inti dan Finder sebagai mitra riset terdepan dalam bidang nanomaterial dan rekayasa sistem energi, Kota Bandung memiliki peluang besar untuk menjadi model kota berkelanjutan di Indonesia. Kolaborasi ini bukan sekadar respons terhadap situasi darurat, melainkan investasi masa depan dalam membangun kota yang adaptif, bersih, dan tangguh secara lingkungan.
Untuk informasi lebih lengkap tentang riset, teknologi, dan program kolaboratif kami dalam pengelolaan lingkungan dan inovasi material, kunjungi situs resmi Finder di finder.ac.id.
Artikel juga dapat diakses di LinkedIn Finder
Artikel juga dapat diakses di X Finder
Comentarios