top of page
unpad_edited_edited_edited.png

Integrasi Triple Helix dalam Ekosistem Inovasi: Kunci Percepatan Transformasi Nasional

  • Gambar penulis: Resni Rindayani
    Resni Rindayani
  • 11 jam yang lalu
  • 4 menit membaca

Di era percepatan digital dan kompetisi global, kolaborasi bukan lagi opsi, tetapi fondasi utama agar inovasi dapat tumbuh dan berdampak. Hal ini semakin nyata terlihat pada berbagai inisiatif di Indonesia. Salah satu momentum penting terjadi pada seminar Digital Innovation 2.0 yang digelar School of Business and Management ITB pada Juni 2025[1]. Seminar tersebut menegaskan satu pesan utama: model kolaborasi Triple Helix, sinergi pemerintah, akademisi, dan industri menjadi mesin utama ekosistem inovasi Indonesia memasuki dekade baru.

Di tengah perkembangan riset nasional, kebutuhan industri untuk transformasi digital, dan dorongan pemerintah untuk memperkuat ekonomi berbasis pengetahuan, Triple Helix bukan sekadar teori lama. Ia telah menjadi kerangka kerja strategis yang menentukan arah inovasi bangsa. Artikel ini mengulas bagaimana Integrasi Triple Helix dalam Ekosistem Inovasi berkembang di Indonesia, tantangannya, serta peluang besar yang dapat dimanfaatkan BUMN, kementerian, perguruan tinggi, lembaga riset, industri lintas sektor, dan investor.


Integrasi Triple Helix dalam Ekosistem Inovasi, Strategi Komersialisasi Inovasi, Best Practices Industri, dan Ekosistem Inovasi Nasional dan Global.
Integrasi Triple Helix dalam Ekosistem Inovasi, Strategi Komersialisasi Inovasi, Best Practices Industri, dan Ekosistem Inovasi Nasional dan Global.

Triple Helix: Dari Konsep ke Implementasi Nyata

Model Triple Helix diperkenalkan oleh Henry Etzkowitz dan Loet Leydesdorff sebagai pendekatan kolaboratif antara pemerintah (government), universitas (academia), dan industri (private sector). Tujuannya jelas: mempercepat inovasi melalui integrasi pengetahuan, kebijakan, dan kebutuhan pasar.


Sebelumnya, aktor dalam ekosistem inovasi — seperti pemerintah, perguruan tinggi, industri, dan lembaga riset — berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi atau kolaborasi. Mereka tidak saling menguatkan atau terhubung, sehingga inovasi nasional sulit berkembang.. Kini, batasnya semakin kabur dan universitas melakukan riset terapan yang langsung bermanfaat bagi industri, pemerintah mengelola kebijakan yang mempercepat transfer teknologi, sementara industri membangun laboratorium riset bersama perguruan tinggi.

Inilah inti Triple Helix: ketiga aktor bertransformasi menjadi mitra strategis dalam siklus inovasi.

Diagram Triple Helix
Diagram Triple Helix

Dinamika Triple Helix di Indonesia: Maju, tetapi Belum Merata

  1. Perspektif Industri: Kolaborasi sebagai Kebutuhan Strategis

    Sebuah studi yang dilakukan oleh Irawan dkk. (2023) menemukan bahwa industri di Indonesia termasuk BUMN, semakin memandang kolaborasi Triple Helix sebagai faktor penting untuk peningkatan daya saing[2]. Industri membutuhkan akses pada riset terkini, teknologi baru, dan talenta yang siap kerja.

    Namun, keberhasilan kolaborasi sangat bergantung pada kejelasan peran, keselarasan tujuan, dan komunikasi antar aktor, sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian tersebut.


  2. Sektor Pertahanan: Tantangan Koordinasi dan Pendanaan

    Penelitian lain dari Adella dkk. (2024) memetakan bagaimana Triple Helix diterapkan di sektor pertahanan. Di satu sisi, inovasi teknologi pertahanan membutuhkan sinergi kuat antara perguruan tinggi teknik, litbang kementerian, dan BUMN strategis seperti industri alutsista[3].

    Tantangannya cukup spesifik:

    • perbedaan prioritas riset,

    • birokrasi pengadaan,

    • "valley of death" yaitu celah antara riset laboratorium dan kebutuhan industri.


  3. Kolaborasi Skala Nasional: Universitas sebagai Hub Inovasi

    Pada 2024 - 2025, muncul sejumlah inisiatif yang memperkuat posisi universitas sebagai pusat inovasi:

    • UNDIP menggandeng PT Bayan Resources dan Purnomo Yusgiantoro Foundation dalam kolaborasi energi dan lingkungan[4].

    • Universitas Indonesia (UI) menjadi tuan rumah Triple Helix Consultation Workshop untuk pengembangan kendaraan listrik dan teknologi medis, bekerja sama dengan Peking University dan Asian Development Bank [5].

    Kedua contoh tersebut menunjukkan bahwa universitas kini memainkan peran sebagai jembatan antara kebijakan, riset, dan kebutuhan pasar.


  4. Inovasi Daerah dan UMKM: Triple Helix untuk Pembangunan Inklusif

    Bukan hanya kota besar, pendekatan Triple Helix juga berkembang di kawasan pedesaan. Studi di Desa Poka, Ambon, menunjukkan bahwa integrasi pemerintah daerah, perguruan tinggi lokal, dan kelompok industri kecil mampu meningkatkan kapasitas inovasi desa melalui program-program berbasis teknologi.[6][7] Hal ini memperkuat pandangan bahwa Triple Helix dapat berperan dalam pembangunan inklusif, bukan hanya inovasi berskala tinggi.


  5. Sektor Telekomunikasi: Bukti Konkrit Dampak Triple Helix

    Pada industri telekomunikasi salah satu sektor dengan perubahan paling cepat kolaborasi Triple Helix terbukti mempercepat pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas layanan, dan riset teknologi baru. Studi Wu, Siswanto, dan Arifin (2023) menegaskan bahwa integrasi akademisi, pelaku industri, dan pembuat kebijakan telah mendorong transformasi telekomunikasi nasional[8]


Dampak Strategis bagi Ekosistem Inovasi Nasional

Integrasi Triple Helix memberikan beberapa dampak kunci bagi Indonesia:

  1. Penguatan Riset dan Talenta Nasional

    Universitas seperti UNY telah menunjukkan bagaimana sinergi dengan industri dan pemerintah mampu menghasilkan SDM riset yang lebih siap menghadapi tantangan teknologi masa depan[9]

  2. Percepatan Komersialisasi Inovasi

    Dengan kolaborasi lintas sektor, riset tidak berhenti di jurnal akademik, melainkan bergerak ke tahap prototipe, uji coba industri, hingga komersialisasi.

  3. Percepatan Transformasi Digital

    Sinergi pemerintah dan industri ditopang oleh riset kampus mempercepat penerapan teknologi seperti AI, big data, EV, dan bioteknologi.

  4. Pembangunan yang Lebih Inklusif

    Pendekatan Triple Helix tidak hanya relevan untuk kota besar, tetapi juga untuk pengembangan UMKM dan desa inovatif.


Rekomendasi Strategis untuk Mengakselerasi Triple Helix di Indonesia

Agar Triple Helix semakin kuat, ada beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan oleh BUMN, kementerian, kampus, dan investor:

  1. Bentuk “Innovation Intermediary” atau lembaga perantara riset di setiap kawasan industri.

  2. Dorong skema pendanaan berbagi (co-funding) antara pemerintah, industri, dan universitas.

  3. Bangun laboratorium riset bersama (joint lab) pada sektor-sektor prioritas seperti energi, kesehatan, dan AI.

  4. Perkuat inkubator kampus untuk memastikan riset dapat masuk ke industri.

  5. Libatkan investor swasta sejak tahap riset dini untuk memperkecil valley of death.


Transformasi inovasi di Indonesia tidak dapat lagi mengandalkan silo institusi. Triple Helix hadir sebagai fondasi utama ekosistem inovasi nasional, menghubungkan kekuatan kampus, kebutuhan industri, dan kebijakan pemerintah. Dengan implementasi yang semakin masif dan terukur, Triple Helix mampu mendorong Indonesia menjadi negara yang berbasis inovasi, bukan hanya konsumsi.


Kolaborasi Lebih Jauh Melalui Finder

Untuk mempercepat inovasi, kolaborasi harus terus diperluas. Finder menghadirkan jaringan expert lintas bidang mulai dari riset, kebijakan publik, teknologi, energi, hingga komersialisasi inovasi yang siap mendukung BUMN, kementerian, lembaga riset, universitas, dan investor dalam memperkuat model Triple Helix.

Kini saatnya membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan. Jelajahi para expert di finder.ac.id dan wujudkan kolaborasi Triple Helix yang berdampak bagi bangsa.


# Integrasi Triple Helix dalam Ekosistem Inovasi


Sumber:

  1. SBM ITB. Digital Innovation 2.0 Seminar – Encouraging Triple Helix Collaboration. https://www.sbm.itb.ac.id/2025/06/30/sbm-itb-holds-digital-innovation-2-0-seminar-encouraging-triple-helix-collaboration

  2. Irawan, B., dkk. Analisis Faktor Keberhasilan Kolaborasi Triple Helix: Perspektif Industri. https://owner.polgan.ac.id/index.php/owner/article/view/2736

  3. Adella, F., dkk. Managing the Triple Helix Model in Indonesia's Defense Technology Innovation. https://npaformosapublisher.org/index.php/fjmr/article/view/484

  4. UNDIP. Triple Helix Collaboration with PT Bayan Resources. https://undip.ac.id

  5. UI. Triple Helix Consultation Workshop on EV and Medical Technology. https://ipis.ui.ac.id

  6. Mercu Buana Journal. Triple Helix dan Pengembangan UMKM. https://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id

  7. Udiyasa, K. Kolaborasi Triple Helix di Desa Poka. https://ojs3.unpatti.ac.id

  8. Wu, Siswanto & Arifin. Telecommunication Industry Development through Triple Helix. https://sciencepubco.com

  9. UNY Research. Model Triple Helix untuk Pengembangan SDM Riset. https://jrssh.ijair.id



Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
bottom of page