top of page
unpad_edited_edited_edited.png

Ekosistem Inovasi Nasional & Global: Fondasi Penting Daya Saing Indonesia di Era Teknologi

  • Gambar penulis: Resni Rindayani
    Resni Rindayani
  • 1 hari yang lalu
  • 3 menit membaca

Di tengah percepatan transformasi digital, perubahan geopolitik, dan persaingan teknologi global yang semakin sengit, ekosistem inovasi menjadi tulang punggung daya saing setiap negara. Negara yang berhasil mendorong riset menjadi inovasi, lalu mengubah inovasi menjadi produk bernilai tambah, akan memimpin ekonomi masa depan. Indonesia kini mulai memasuki fase penting itu. Peringkat Global Innovation Index (GII) Indonesia yang naik ke posisi 54 pada 2024 menandai pergeseran signifikan dalam arah kebijakan sains, teknologi, dan inovasi nasional.

Namun naiknya peringkat hanya indikator awal. Pertanyaannya adalah: apakah Indonesia sedang membangun ekosistem inovasi yang benar-benar kuat, kolaboratif, dan berkelanjutan? Pertanyaan ini penting untuk pemerintah, BUMN, universitas, lembaga riset, industri, dan para investor yang akan menentukan wajah inovasi Indonesia dalam satu dekade mendatang.


Ekosistem Inovasi
Ekosistem Inovasi

Kebangkitan Ekosistem Inovasi Indonesia

Kenaikan posisi Indonesia dalam GII bukan datang begitu saja. BRIN dan pemerintah telah melakukan berbagai reformasi kelembagaan dan investasi riset sejak 2021. Output riset nasional juga meningkat pesat, baik publikasi ilmiah maupun pendaftaran kekayaan intelektual.

Menurut laporan BRIN, kenaikan ke posisi 54 GII didorong oleh peningkatan indikator innovation outputs, termasuk publikasi, paten, model industri, dan produktivitas riset nasional. BRIN mencatat bahwa penguatan ekosistem riset menjadi prioritas, mencakup kolaborasi riset, penguatan infrastruktur, perlindungan KI, dan perluasan jejaring inovasi [1].

Tak hanya itu, inisiatif kolaboratif terus berkembang. Pada 2025, BRIN dan Indonesia Global Compact Network (IGCN) meluncurkan innovation hub untuk mendorong inovator di bidang bisnis berkelanjutan. Tujuannya sederhana: menjembatani peneliti, praktisi, dan industri untuk mengakselerasi solusi inovatif agar bisa segera diadopsi pasar [2].

Seiring dengan visi Indonesia Emas 2045, pemerintah menegaskan bahwa ekosistem inovasi adalah kunci transformasi ekonomi nasional. Dalam berbagai forum, Kemenko Perekonomian menyebut bahwa strategi jangka panjang Indonesia mencakup penguatan sistem riset, penciptaan pusat inovasi, dan peningkatan kapasitas talenta teknologi di berbagai sektor [3].


Pelajaran dari Ekosistem Inovasi Global

Ekosistem inovasi dunia menunjukkan pola yang konsisten: negara yang unggul bukan hanya memiliki banyak riset, tetapi mampu memadukan riset dengan industri dan pasar secara efektif.

Sebuah studi terkemuka tentang National Innovation Ecosystems menegaskan bahwa negara seperti Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Jerman membangun sistem inovasi mereka berdasarkan karakter lokal yaitu institusi, kultur, keunggulan industri, dan kebijakan jangka panjang. Tidak ada model tunggal yang cocok untuk semua negara [4].

Penelitian terbaru di 2025 menunjukkan bahwa pemetaan ekosistem inovasi modern telah bergerak dari sekadar “triple helix” menjadi model jaringan kompleks yang melibatkan universitas, industri, lembaga riset, pemerintah, startup, investor, dan organisasi global [5].

Artinya, sebuah ekosistem inovasi yang unggul tidak hanya mencakup:

  • riset dan universitas,

  • atau industri dan teknologi,

tapi seluruh aktor kunci yang saling terhubung dalam satu struktur kolaboratif dari laboratorium hingga pasar global.

Poin penting lainnya adalah kekayaan intelektual (KI). Dalam ekosistem inovasi global, KI adalah “mata uang” utama untuk membangun daya saing. Kekayaan intelektual bukan sekadar perlindungan hak, tetapi menjadi modal untuk kolaborasi internasional, lisensi teknologi, atau investasi [6].


Peluang dan Tantangan bagi Indonesia

Peluang besar:

  1. Demografi & Talenta Riset Indonesia memiliki kombinasi talenta muda, diaspora, dan kapasitas universitas riset yang terus meningkat.

  2. Pusat-pusat inovasi baru Munculnya innovation hub, science techno park, inkubator startup, hingga kolaborasi publik–swasta membuka ruang luas bagi eksplorasi teknologi.

  3. Keterbukaan pasar global Transformasi digital global dan kolaborasi internasional membuka peluang bagi inovasi Indonesia untuk masuk pasar dunia.

  4. Momentum kebijakan & investasi Investasi negara dalam riset, insentif pajak R&D, dan reformasi kelembagaan menjadi fondasi yang semakin kuat.


Tantangan nyata:

  1. Kesenjangan riset–pasar Banyak riset belum terkoneksi dengan kebutuhan industri atau komersialisasi.

  2. Pendanaan inovasi jangka panjang Inovasi butuh keberlanjutan, bukan pendanaan satu kali.

  3. Regulasi perlindungan KI Tanpa sistem KI yang kuat, inovator sulit melindungi teknologi yang mereka kembangkan.

  4. Kolaborasi yang belum merata Masih banyak silo antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah.

Jika tantangan ini diatasi, Indonesia bisa beralih dari sekadar negara berinvestasi dalam riset menjadi leader inovasi di Asia.


Mengapa Ekosistem Inovasi Penting untuk BUMN, Pemerintah, Industri, dan Investor?

Untuk pemerintah, inovasi adalah instrumen strategis untuk kemandirian teknologi nasional. Untuk BUMN, inovasi menentukan daya saing dan kemampuan mengurangi ketergantungan impor. Untuk universitas dan lembaga riset, ekosistem inovasi memperluas ruang riset aplikatif dan kolaborasi global. Untuk industri dan investor, inovasi adalah sumber pertumbuhan baru, efisiensi, dan keunggulan kompetitif.

Ekosistem inovasi tidak hanya membangun produk atau teknologi, tetapi juga model bisnis, pasar baru, dan nilai ekonomi jangka panjang.


Kesimpulan

Ekosistem inovasi adalah pondasi bagi masa depan Indonesia. Kenaikan peringkat inovasi global, program penguatan riset, dan pembentukan innovation hub menunjukkan bahwa Indonesia berada di jalur yang benar. Namun, keberhasilan tidak terjadi dengan sendirinya , tetapi perlu kolaborasi lintas sektor, investasi jangka panjang, proteksi KI, dan fokus pada komersialisasi hasil riset. Dengan visi yang jelas dan ekosistem yang kuat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi kekuatan inovasi baru di Asia dan dunia.



Referensi

  1. Okezone Edukasi (2025). Indonesia Peringkat 54 Global Innovation Index – Upaya BRIN Perkuat Riset dan Inovasi Nasional.

  2. Antara News (2025). IGCN–BRIN Bentuk Innovation Hub untuk Inovator Bisnis Berkelanjutan.

  3. Kemenko Perekonomian RI (2025). Penguatan Sistem Riset dan Inovasi untuk Indonesia Emas 2045.

  4. Journal of the Knowledge Economy (Springer, 2017). National Innovation Ecosystems & Adaptation Framework.

  5. arXiv (2025). Network Analysis of National Innovation Ecosystems.

  6. DJKI – Kemenkumham (2024–2025). Penguatan Ekosistem Kekayaan Intelektual Nasional.


Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
bottom of page