top of page
unpad_edited_edited_edited.png

Design Thinking: Mindset Baru untuk Dunia yang Penuh Ketidakpastian

  • Gambar penulis: Renata Chandra Syakira
    Renata Chandra Syakira
  • 10 Okt
  • 2 menit membaca

Jatinangor, September – Di dunia yang berubah secepat hari ini, inovasi bukan lagi pilihan ia adalah kebutuhan. FiNder, menghadirkan Pelatihan Design Thinking untuk cara pandang baru: bagaimana setiap ide bisa tumbuh menjadi solusi nyata ketika berangkat dari empati dan dikelola dengan proses iteratif.



Foto bersama peserta pelatihan pada 10 Sepptember 2025
Foto bersama peserta pelatihan pada 10 Sepptember 2025



Inovasi yang Berangkat dari Manusia


Dalam beberapa dekade terakhir, inovasi sering dipahami semata-mata sebagai kemajuan teknologi. Padahal, teknologi secanggih apa pun bisa kehilangan relevansinya bila tidak menjawab kebutuhan nyata masyarakat.

Di sinilah design thinking hadir sebagai jembatan. Pendekatan ini menempatkan manusia di pusat proses inovasi. Ia dimulai dari empati kemampuan untuk benar-benar memahami apa yang dirasakan, diinginkan, dan dibutuhkan oleh orang lain lalu bergerak melalui ideasi, prototyping, hingga uji coba berulang. Dengan cara ini, inovasi tidak berhenti pada konsep, tetapi hadir dalam bentuk solusi yang dapat digunakan dan dirasakan manfaatnya.



Paradigma Baru dalam Berinovasi


Pelatihan ini juga menyoroti pergeseran paradigma dari model berpikir linear menuju pendekatan yang iteratif dan adaptif. Jika sebelumnya inovasi cenderung berjalan berurutan dan kaku, kini semakin jelas bahwa dunia membutuhkan cara yang memungkinkan kita untuk mencoba, gagal, belajar, lalu mencoba lagi.

Perubahan pola pikir ini mendorong kita untuk tidak takut bereksperimen, sekaligus lebih terbuka terhadap kolaborasi lintas disiplin. Justru dalam percampuran perspektif yang beragamlah, ide-ide segar muncul dan menemukan relevansinya.



Penyampaian materi oleh Tri Yudianto S.Si.
Penyampaian materi oleh Tri Yudianto S.Si.



Kekuatan Mindset dan Kolaborasi


Lebih dari sekadar metode, design thinking adalah persoalan mindset. Ia mengajarkan kita tiga hal penting:

  • Empati, sebagai fondasi untuk memahami kebutuhan yang sebenarnya.

  • Kreativitas, sebagai ruang untuk melahirkan berbagai kemungkinan solusi.

  • Rasionalitas, sebagai alat untuk memilih dan menguji apa yang paling mungkin diwujudkan.

Ketiganya hanya bisa tumbuh jika kita berani berkolaborasi—tidak hanya dengan mereka yang sepaham, tetapi juga dengan mereka yang berbeda latar belakang, pengalaman, maupun sudut pandang.



Menuju Ekosistem Inovasi yang Lebih Resilien


Satu hal yang ditekankan dalam pelatihan adalah bahwa inovasi tidak lahir dari ruang hampa. Ia membutuhkan ekosistem: lingkungan di mana ide-ide bisa diuji, kegagalan dipandang sebagai pembelajaran, dan keberhasilan menjadi milik bersama.

Dengan ekosistem semacam itu, inovasi menjadi lebih tangguh menghadapi ketidakpastian. Ia tidak lagi bergantung pada satu solusi tunggal, melainkan mampu beradaptasi seiring perubahan zaman.


Dari Ruang Pelatihan ke Ruang Nyata


Pelatihan Design Thinking, menjadi pengingat bahwa inovasi sejati bukanlah tentang kecanggihan alat semata, melainkan tentang keberanian untuk mendengar, memahami, dan merancang bersama.

Setiap individu, apa pun perannya, dapat menjadi bagian dari proses ini. Karena pada akhirnya, inovasi yang paling berharga adalah inovasi yang lahir dari manusia, untuk manusia.


Ubah cara pandang inovasi dengan Design Thinking FiNder: empati, ideasi, prototyping, dan iterasi membangun solusi relevan, kolaboratif, dan berkelanjutan. Kunjungi finder.ac.id.

1 Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Cindiyani Ariston
13 Okt

Mayat Wanita Tanpa Busana Ditemukan Di Sungai Maros

Suka
bottom of page