Harta karun baru Waren Buffett dan Elon Musk : Nanoteknologi, Investor Indonesia sebaiknya kejar tayang
- Tri Yudianto
- 29 Okt 2024
- 3 menit membaca
Diperbarui: 19 Nov 2024
Warren Buffet merayakan ulang tahunnya yang ke-94 dengan "with style" karena perusahaannya Berkshire Hathaway yang mencapai kapitalisasi pasar $1 triliun. Kapitalisasi pasar yang sangat besar ini sebelumnya tidak pernah terdengar untuk perusahaan nanoteknologi, tetapi Berkshire Hathaway telah memungkinkannya sebagai perusahaan pertama di dunia yang mencapai target ini. Berkshire Hathaway melampaui S&P 500 dalam perolehan tahun ini telah mengalami kenaikan besar-besaran pada sahamnya, naik sekitar 28% pada tahun 2024 saja.
Berbagai media memberitakan, sejarah baru perusahaan nanoteknologi yang menyentuh angka kapitalisasi pasar $1 triliun yang justru di sponsori Investor terbaik didunia Waren Buffet telah mengejutkan berbagai kalangan Investor dan sekali lagi menunjukan kepiawaian Buffett sekaligus menandai era baru ekonomi dari nanoteknologi.
Bicara tentang investasi cerdas jangka panjang, Warren Buffett selalu menjadi contoh yang diikuti. Salah satu ciri khas strategi investasinya adalah memilih industri yang sedang berkembang dan memiliki dampak nyata, terutama yang bisa menjawab kebutuhan global dan memanfaatkan inovasi terkini. Di sinilah nanoteknologi hadir sebagai harta karun emas yang baru yang sejalan dengan pendekatan Buffett. Teknologi ini berpotensi besar tidak hanya dari sisi finansial, tetapi juga dalam mendukung keberlanjutan energi dan efisiensi produksi. Dengan proyeksi pasar global nanoteknologi yang tumbuh dari USD 91,18 miliar pada 2024 menjadi USD 332,73 miliar pada 2032 (dengan CAGR 17,6%), peluang investasi ini adalah bidang yang sangat mendukung konsep “value investing” ala Buffett.
Buffett telah lama menunjukkan minat pada sektor energi, dan nanoteknologi adalah langkah logis berikutnya, terutama karena teknologi ini mendukung infrastruktur energi hijau yang menjadi kebutuhan global.
Seperti dalam kasus Tesla dan Panasonic yang sukses berinvestasi di baterai berbasis nanoteknologi, yang kini lebih efisien dan berdaya tahan tinggi, investor di bidang ini menyaksikan keuntungan nyata—Tesla, misalnya, melihat kenaikan harga saham sekitar 743% antara 2019 dan 2021 saat memperkenalkan baterai nano pada kendaraan listrik mereka. Buffett dan Elon Musk : Nanoteknlogi Investor Indonesia.
Peluang untuk Indonesia: Pasar yang Siap untuk Nanoteknologi
Indonesia, dengan populasi yang besar dan permintaan energi yang terus meningkat, berada dalam posisi ideal untuk menerapkan inovasi nanoteknologi. Tidak hanya itu, Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber daya alam yang dapat dioptimalkan untuk teknologi nano, menjadikannya kompetitif di kawasan Asia Tenggara. Sebagai contoh, dengan adopsi nanoteknologi di sektor energi dan konstruksi, Indonesia bisa menghemat hingga 30% dari biaya operasional jangka panjang karena efisiensi energi yang lebih tinggi dan perpanjangan umur perangkat.
Pasar penyimpanan energi berbasis nanoteknologi, yang diperkirakan mencapai USD 16,69 miliar pada 2028, adalah salah satu peluang terbesar bagi Indonesia, mengingat permintaan energi terbarukan yang meningkat dan kebutuhan untuk mengatasi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Apalagi, dengan dukungan pemerintah dan infrastruktur yang terus berkembang, adopsi teknologi ini dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Mengapa Investor Harus Terjun Sekarang
Semua data dan statistik mengarah pada kesimpulan yang sama: nanoteknologi adalah “wilayah emas” yang tidak bisa dilewatkan investor. Fakta bahwa sel surya berbasis nano dapat meningkatkan efisiensi konversi energi hingga 90% adalah bukti nyata bahwa teknologi ini lebih unggul daripada solusi konvensional. Selain itu, adopsi baterai berbasis nano dapat memperpanjang umur baterai hingga dua kali lipat, mengurangi biaya penggantian dan operasional bagi pengguna serta memperkuat infrastruktur energi terbarukan.
Di Indonesia, potensi ini semakin besar mengingat keberagaman sektor yang bisa memanfaatkan teknologi nano, mulai dari pertanian, tekstil, hingga infrastruktur. Dengan dukungan investor, teknologi ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pelopor inovasi hijau di Asia Tenggara, menciptakan efek domino positif baik bagi ekonomi maupun lingkungan. Jadi, saat investor di negara maju telah mulai menyadari potensi nanoteknologi dan memanfaatkannya, inilah waktunya bagi investor di Indonesia untuk mengambil langkah berani yang sama, mengoptimalkan kesempatan langka untuk menghasilkan dampak besar dan keuntungan jangka panjang.
Dengan data ini, investor yang siap mengambil langkah kini memiliki semua bukti untuk meyakini bahwa nanoteknologi adalah investasi masa depan. Kunjungi FiNder.ac.id untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana Anda bisa menjadi bagian dari transformasi energi berkelanjutan di Indonesia, dan ikuti jejak investor besar dunia seperti Warren Buffett dalam menemukan “rahasia” sukses yang tersembunyi ini.
Author : Tri Yudhi, CBMO Finder U-CoE Nano Tech – RnD and Innovations
Tanggal : 29 September 2024
Ref :
Tayang juga di akun Linkein Kami di:
Wah Warren n Ellon dah nyemplung di nanotek, ayo maju terus Nanoteknologi
Keren banget Waren Buffet
Ayo Nanoteknologi Indonesia
I love Ellon :)
Nice article👍