top of page
unpad_edited_edited_edited.png

Research Collaboration Center for Marine Biomaterials

  • Gambar penulis: Alvi Avivah Nur Azizah, S.Si.
    Alvi Avivah Nur Azizah, S.Si.
  • 2 hari yang lalu
  • 3 menit membaca

Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, namun potensi biomaterial lautnya masih banyak yang belum tergarap secara optimal. Dalam konteks ini, fokus riset diarahkan pada pemanfaatan seaweed (rumput laut), fish collagen, dan marine biopolymers. Ketiga sumber daya ini dinilai sebagai bahan baku masa depan yang mampu menjawab kebutuhan industri akan material ramah lingkungan. Potensi aplikasinya sangat luas, mulai dari bioplastik yang dapat terurai secara alami, kosmetik berbahan organik, kemasan pangan yang aman, hingga pangan fungsional yang mendukung kesehatan.


Marine Biomaterials
Foto Bersama Anggota Diskusi Business Talk Forum C 

Forum Internasional sebagai Panggung Kolaborasi

Tidak semua diskusi strategis terjadi di ruang rapat tertutup; sebagian lahir dari forum ilmiah internasional. Salah satunya adalah sesi business talk yang menjadi bagian dari The 5th International Conference and Exhibition on Powder Technology Indonesia (ICePTi) dan The 6th Padjadjaran International Physics Symposium (PIPS). Dimoderatori oleh Prof. Dr. Emma Rochima, S.Pi., M.Si. selaku Ketua PKR Biomaterial, forum ini mempertemukan para peneliti dan pelaku industri untuk membicarakan langkah konkret hilirisasi Marine Biomaterials.

Forum ini juga dihadiri oleh Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) yang memberikan wawasan penting: biomaterial laut berpotensi besar menjadi bahan utama (ingredient) kemasan pangan di masa depan. Namun, tantangan yang harus dihadapi mencakup pengaruhnya terhadap pangan olahan, termasuk masa simpan produk, uji toksisitas, dan validasi migrasi bahan. GAPMMI menekankan bahwa kesuksesan hilirisasi biomaterial laut memerlukan kerja sama erat dengan industri di setiap mata rantai, mulai dari produsen bahan baku hingga pengolah akhir.


Pendanaan Besar untuk Lompatan Besar

Tak ada hilirisasi tanpa dukungan finansial yang kuat. Strategi pengembangan biomaterial laut ini mengandalkan dua sumber pendanaan utama: International RCC Scheme dan pendanaan BRIN yang nilainya mencapai sekitar Rp 7 miliar. Dana ini akan difokuskan untuk memperkuat tiga luaran strategis—prototipe siap pakai, paten yang melindungi kekayaan intelektual, dan publikasi ilmiah yang memperluas pengakuan global. Dengan dukungan ini, inovasi yang dihasilkan tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi dapat menembus pasar global.

Marine Biomaterials
Sesi diskusi Forum C: Research Collaboration Center for Marine Biomaterials

Menaklukkan Tantangan Sebelum Memasuki Pasar

Potensi pasar yang besar selalu datang bersama tantangan yang kompleks. Salah satu tantangan utama adalah menekan biaya produksi agar produk akhir tetap kompetitif. Di sisi lain, validasi migrasi material menjadi mutlak, terutama bagi kemasan pangan, untuk memastikan keamanan sesuai standar internasional. Kompatibilitas produk dengan sistem produksi industri juga menjadi ujian penting. Lebih jauh lagi, kemampuan melacak (traceability) unsur material terkait keamanan harus sudah dirancang sejak tahap awal riset agar produk dapat memenuhi regulasi global yang semakin ketat.


Kolaborasi: Jembatan Antara Riset dan Industri

Tanpa kemitraan yang solid, hasil riset akan sulit menembus pasar. Oleh karena itu, strategi yang diusulkan adalah membangun sinergi erat dengan industri melalui Focus Group Discussions (FGD) tematik yang membedah kebutuhan pasar secara spesifik. Penyusunan market research roadmap akan menjadi panduan bagi peneliti dan pelaku industri dalam mengarahkan investasi dan inovasi. Selain itu, manajemen inovasi harus diperkuat untuk menciptakan ekosistem industri yang mampu tumbuh berkelanjutan dan responsif terhadap perubahan tren.


Mengoptimalkan Infrastruktur BRIN sebagai Mesin Penggerak

Memiliki fasilitas riset kelas dunia tidak cukup jika tidak dimanfaatkan secara maksimal. Infrastruktur dan basis data BRIN menjadi aset penting untuk pengembangan biomaterial laut. Akses laboratorium, fasilitas pengujian, dan jejaring kolaborasi internasional harus diintegrasikan dengan aktivitas industri. Pendekatan ini memungkinkan proses dari riset hingga produksi berjalan lebih cepat, mengurangi waktu menuju komersialisasi, dan meningkatkan kepercayaan pasar terhadap kualitas produk.


Dari Wacana ke Aksi Nyata

Dengan integrasi riset, pendanaan, validasi mutu, masukan industri, dan sinergi lintas sektor, hilirisasi biomaterial laut memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu motor inovasi nasional. Indonesia berpotensi tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga pemain utama di pasar biomaterial global. Kini, yang dibutuhkan hanyalah keberanian untuk melangkah dan konsistensi untuk mengeksekusi.



5 comentarios

Obtuvo 0 de 5 estrellas.
Aún no hay calificaciones

Agrega una calificación
Alvi Avivah Nur Azizah
Alvi Avivah Nur Azizah
11 menit yang lalu
Obtuvo 5 de 5 estrellas.

👍

Me gusta

Elis Windiani
Elis Windiani
2 hari yang lalu
Obtuvo 5 de 5 estrellas.

👍

Me gusta

Invitado
2 hari yang lalu
Obtuvo 5 de 5 estrellas.

wow

Me gusta

Tri Yudianto
Tri Yudianto
2 hari yang lalu
Obtuvo 5 de 5 estrellas.

👍

Me gusta

Finder Unpad
Finder Unpad
2 hari yang lalu
Obtuvo 5 de 5 estrellas.

😀

Me gusta
bottom of page