Prof. I Made Joni Raih Apresiasi “Dosen Berdampak yang Menginspirasi” dari Kemdiktisaintek dan Paragon
- Ulfa Fauziah, M.Si.

- 16 Okt
- 3 menit membaca
Di tengah tuntutan agar perguruan tinggi menghasilkan solusi nyata bagi bangsa, sosok dosen yang konsisten meneliti dari hulu hingga hilir menjadi mercusuar arah. Penghargaan “Dosen Berdampak yang Menginspirasi” yang diterima Prof. I Made Joni, Ketua Finder, salah satu Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) di Universitas Padjadjaran, menegaskan bahwa ketekunan ilmiah yang diikat kolaborasi lintas-sektor mampu berbuah dampak sosial-ekonomi yang terukur.
Pemberian apresiasi dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), yang diwakili oleh Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang), Dr. M. Fauzan Adziman. Kehadiran beliau menandai komitmen pemerintah untuk mendorong riset end-to-end dari pengembangan ilmu dasar hingga adopsi teknologi di masyarakat dan industri.
Momen tersebut juga dihadiri Rektor Unpad, Prof. Arief S. Kartasasmita, yang menegaskan dukungan institusi agar budaya riset berorientasi dampak menjadi DNA sivitas akademika. Sementara itu, Paragon sebagai mitra industri menunjukkan bahwa jalur hilirisasi akan lebih cepat ketika perguruan tinggi dan dunia usaha berjalan seirama.

Sebagai Ketua Finder, Prof. I Made Joni memimpin agenda penelitian yang terstruktur dan berkesinambungan. Status Finder sebagai PUI-PT menggarisbawahi kapasitasnya dalam mengorkestrasi kolaborasi multi-disiplin dari material maju berbasis nano, desain perangkat, hingga validasi di lapangan. Pendekatan ini mengintegrasikan peta jalan TRL (Technology Readiness Level), IRL (Innovation Readiness Level), dan MRL (Manufacturing Readiness Level) sehingga setiap lompatan ilmiah dibarengi kesiapan proses, standar mutu, dan strategi komersialisasi.
Apresiasi "Dosen Berdampak yang Menginspirasi" dari Kemdiktisaintek-Ditjen Risbang dan Paragon memuat pesan strategis. Pertama, kejelasan fokus riset: tema yang linier dan bertahun, bukan proyek musiman. Kedua, pengukuran dampak: indikator yang melampaui publikasi; adopsi teknologi, efisiensi proses, manfaat sosial, serta kontribusi kebijakan. Ketiga, ekosistem kolaboratif: kemitraan pemerintah-kampus-industri (triple helix) yang memberi ruang uji, pembiayaan, sertifikasi, dan skema co-creation.
Bagi mahasiswa dan peneliti muda, kiprah Prof. I Made Joni menghadirkan role model yang konkret. Mereka belajar menyusun hipotesis relevan, menjaga integritas data, membangun prototipe yang replikatif, serta memformulasikan business case dan policy brief. Kampus pun bergerak dari “pabrik publikasi” menuju “pabrik solusi” yang merespons isu strategis nasional seperti transisi energi, ketahanan pangan, kesehatan, manufaktur cerdas, dan digitalisasi layanan publik.
Dari sisi tata kelola, penganugerahan ini menjadi momentum menyelaraskan Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan dampak. Selain artikel bereputasi, perguruan tinggi perlu memberi bobot pada paten terlisensi, spin-off berbasis riset, standar teknis yang dipakai industri, serta pemanfaatan hasil riset dalam program pemerintah. Dengan demikian, akuntabilitas pendanaan riset meningkat dan kolaborasi lintas-sektor kian produktif.
Kemitraan seperti yang ditunjukkan Paragon menunjukkan contoh baik: industri membutuhkan solusi yang teruji; kampus membutuhkan konteks masalah nyata, fasilitas uji, dan mekanisme pembiayaan berkelanjutan. Skema penelitian terapan, pilot project, hingga public procurement of innovation akan memperpendek jarak dari laboratorium ke pengguna. Dukungan kebijakan dari Kemdiktisaintek lewat Ditjen Risbang melengkapi simpul ekosistem, memastikan talenta dan hasil riset Indonesia naik kelas.
Akhirnya, penghargaan untuk Prof. I Made Joni bukanlah garis finish, melainkan penanda arah. Ia mengajak kita memperkuat disiplin metodologi, keterbukaan data, standar mutu, serta keberanian mengeksekusi di hilir. Dengan kepemimpinan visioner yang didukung institusi seperti Unpad, regulator seperti Kemdiktisaintek, dan mitra industri seperti Paragon, ekosistem inovasi Indonesia akan tumbuh lebih matang dan berdaya saing global.
Tertarik berkolaborasi dalam riset, hilirisasi, atau penguatan IRL/TRL/MRL bersama Finder? Jelajahi portofolio, inisiatif, dan peluang kemitraan di finder.ac.id mari bersama menghadirkan inovasi yang nyata manfaatnya bagi negeri.




Komentar